Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillah Alhamdulillah hilladzi hadana lihaza wama kunna
linahtadiyya laula anhadanaullah. Asyhaduallaaa haillah waasyhaduanna
muhammadan ‘abduduwarasululmab’usurahmatalli’alamin, amma ba’du
Segala puji hanya milik allah sang pemberi kenikmatan. Mari kita syukuri
dan gunakan sebaik-baiknya agar Allah memberkahi segala pemberiannya. Shalawat
dan salam buat junjungan alam baginda Rasulullah SAW dan para keluarga serta
sahabat dan orang orang yang istiqamah di jalan ketaatan. Semoga Allah berkenan
memberi kemuliaan dengan mendapat syafaat dari baginda rasulullah kelak. Amin
amin ya Rabbal ‘alamin.
Bapak ibu yang dirahmati Allah serta
teman teman sahabat sejati fillah.
Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan pidato yang berjudul
Memotivasi diri Mendirikan Shalat 5 waktu
Di
zaman yang semakin dekat dengan hari akhir ini, kita menyaksikan suatu fenomena
memprihatinkan yang menimpa kaum muslimin, yaitu sebuah realita banyaknya orang
yang mengaku beragama Islam namun tidak memahami hakikat agama Islam yang
dianutnya.
Di
antaranya adalah banyaknya kaum muslimin di masa sekarang yang mulai meremehkan
dan menyia-nyiakan salat, bahkan tidak sedikit dari mereka yang berani
meninggalkannya dengan sengaja dan terang-terangan. Padahal dalam Agama Islam,
salat memiliki kedudukan yang tidak bisa ditandingi oleh ibadah lainnya. Yang
demikian itu menunjukkan bahwa betapa agung kedudukan ibadah salat dalam Islam,
karena ia adalah tiang agama, di mana agama ini tidak akan tegak kecuali
dengannya. Dalam suatu hadis sahih Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلَامُ وَعَمُوْدُهُ
الصَلَاةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الجِهَادُ فِيبِيْلِ سَ اللهِ
Ro’sul amril islam, wa’amuuduhussholah, wadzirwatusaanamihil
jihadufiisapilillah
“Pokok
agama adalah Islam (berserah diri), tiangnya adalah salat, dan puncaknya adalah
jihad di jalan Allah.” (HR. At-Tirmidzi no. 26160).
Teman-teman
sahabat sejati fillah
Lalu,
bagaimana agar kita dapat memotivasi diri kita sendiri untuk dapat mendirikan
shalat lima waktu ini? Yang pertama yakni, perbaiki main set, pola pikir yang
selama ini kita lakukan, seperti menunda shalat, dan akhirnya lalai dan lupa. Sadarlah
bahwa hidup ini hanyalah sementara. Dan akhiratlah tempat yang kekal dan abadi
selamanya.
Yang
kedua, jadikan Allah sebagai prioritas dalam setiap aspek kehidupan dalam hidup
ini, selalu mengingatnya, agar motivasi untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT
lebih tinggi, dan apa yang kita lakukan
tetap berada di jalan yang lurus. Sebagaimana
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
وَمَآ أُمِرُوْا إِلاَّ لِيَعْبُدُوْااللهَ
مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ حُنَفَآءَ وَيُقِيْمُوْا الصَّلَوةَ وَيُؤْتُوْا
االزَّكَوةَ وَذَلِكَ دِيْنُالْقَيِّمَةِ
“Dan
tidaklah mereka disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepadaNya dalam menjalankan agama dengan lurus, dan supaya mereka
mendirikan salat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang
lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5)
Ma’asyiral
muslimin Rahimakumullah
salat
adalah wasiat terakhir Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam kepada
umatnya, sebagaimana telah diriwayatkan dari Ummu Salamah bahwasanya ia
berkata,
“Wasiat
terakhir Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah ‘Kerjakanlah salat,
Kerjakanlah salat, dan tunaikanlah kewajiban kalian terhadap budak-budak yang
kalian miliki.” (HR. Ahmad, no. 25944)
Inilah
gambaran agungnya kedudukan ibadah salat dalam agama Islam yang kita
anut. Alquran dan Sunah yang sahih memberikan ancaman keras bagi orang yang
meninggalkan salat. Dalam surat Al-Mudatstsir ayat 42-43 Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman,
مَاسَلَكَكُمْ فِي سَقَر. قَالُوا لَمْ نَكُ
مِنَ الْمُصَلِّينَ
“Apakah
yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (Neraka)?” Mereka menjawab, “Kami dahulu
(di dunia) tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan salat.”
Maasyiral
Muslimin Rahimakumullah
Yang
ketiga, dalam mengerjakan sesuatu amalan atau shalat, hendaklah kita mengingat
akan kematian. Karena dengan mengingat kematian, kita akan senantiasa takut
kepada Allah untuk meninggalkan shalat.
Selanjutnya
yang keempat, untuk memotivasi untuk mendirikan shalat adalah pergaulan.
Pergaulan juga sangat berperan penting dalam meningkatkan rohaniah islami.
Teman
teman sahabat sejati fillah
Marilah
kita menjadi hamba-hamba Allah yang
selalu menjaga salat, karena kita tidak tahu berapa umur kita yang tersisa.
Berapa pun panjangnya usia kita, namun kita meyakini bahwa kita pasti akan
meninggalkan dunia yang fana ini. Dan setiap orang yang mengadakan perjalanan
pasti membutuhkan bekal. Sementara perjalanan yang satu ini adalah perjalanan
yang sangat panjang dan tidak akan kembali lagi. Barangsiapa yang dalam
perjalanan tersebut tidak memiliki bekal, maka ia berarti telah menderita
kerugian yang tak akan tergantikan dan tidak ada bandingannya. Bagaimana
seseorang selalu lalai, sementara usianya berlalu bagaikan awan yang berarak di
angkasa.
Maasyiral
muslimin rahimakumullah
Mudah-mudahan
Allah memberikan kita petunjuk untuk melaksanakan salat yang lima waktu dan
melaksanakan kebaikan sesuai dengan syariat. Mudah-mudahan Allah menjadikan
hari-hari kita penuh dengan amal saleh yang akan membawa kita kepada kebahagiaan
dan ketenangan di dunia dan di akhirat. Mudah-mudahan Allah
senantiasa memberikan hidayah pada segala urusan kita dan memberikan petunjuk
kepada kita semua dalam menapaki jalan-Nya yang lurus, jalan orang-orang yang
Allah berikan nikmat kepada mereka, jalan para nabi,
orang-orang yang jujur, dan para syuhada, serta orang-orang yang saleh, bukan,
jalan orang-orang tersesat. Amin amin ya rabbal Alamin.
Demikianlah
pidato yang dapat saya sampaikan semoga
bermanfaat bagi kita semua lebih dan
kurang saya mohon maaf
Hakaza…
Assalmuaalaikum
wr.wb
No comments:
Post a Comment