Friday, July 11, 2014

Pidato Memotivasi Diri Mendirikan Shalat 5 waktu



Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillah Alhamdulillah hilladzi hadana lihaza wama kunna linahtadiyya laula anhadanaullah. Asyhaduallaaa haillah waasyhaduanna muhammadan ‘abduduwarasululmab’usurahmatalli’alamin, amma ba’du
Segala puji hanya milik allah sang pemberi kenikmatan. Mari kita syukuri dan gunakan sebaik-baiknya agar Allah memberkahi segala pemberiannya. Shalawat dan salam buat junjungan alam baginda Rasulullah SAW dan para keluarga serta sahabat dan orang orang yang istiqamah di jalan ketaatan. Semoga Allah berkenan memberi kemuliaan dengan mendapat syafaat dari baginda rasulullah kelak. Amin amin ya Rabbal ‘alamin.
Bapak ibu yang dirahmati Allah serta  teman teman sahabat sejati fillah.
Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan pidato yang berjudul
Memotivasi diri  Mendirikan Shalat 5 waktu
Di zaman yang semakin dekat dengan hari akhir ini, kita menyaksikan suatu fenomena memprihatinkan yang menimpa kaum muslimin, yaitu sebuah realita banyaknya orang yang mengaku beragama Islam namun tidak memahami hakikat agama Islam yang dianutnya.
Di antaranya adalah banyaknya kaum muslimin di masa sekarang yang mulai meremehkan dan menyia-nyiakan salat, bahkan tidak sedikit dari mereka yang berani meninggalkannya dengan sengaja dan terang-terangan. Padahal dalam Agama Islam, salat memiliki kedudukan yang tidak bisa ditandingi oleh ibadah lainnya. Yang demikian itu menunjukkan bahwa betapa agung kedudukan ibadah salat dalam Islam, karena ia adalah tiang agama, di mana agama ini tidak akan tegak kecuali dengannya. Dalam suatu hadis sahih Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلَامُ وَعَمُوْدُهُ الصَلَاةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الجِهَادُ فِيبِيْلِ سَ اللهِ
Ro’sul amril islam, wa’amuuduhussholah, wadzirwatusaanamihil jihadufiisapilillah
Pokok agama adalah Islam (berserah diri), tiangnya adalah salat, dan puncaknya adalah jihad di jalan Allah.” (HR. At-Tirmidzi no. 26160).
Teman-teman sahabat sejati fillah
Lalu, bagaimana agar kita dapat memotivasi diri kita sendiri untuk dapat mendirikan shalat lima waktu ini? Yang pertama yakni, perbaiki main set, pola pikir yang selama ini kita lakukan, seperti menunda shalat, dan akhirnya lalai dan lupa. Sadarlah bahwa hidup ini hanyalah sementara. Dan akhiratlah tempat yang kekal dan abadi selamanya.
Yang kedua, jadikan Allah sebagai prioritas dalam setiap aspek kehidupan dalam hidup ini, selalu mengingatnya, agar motivasi untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT  lebih tinggi, dan apa yang kita lakukan tetap berada di  jalan yang lurus. Sebagaimana Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
وَمَآ أُمِرُوْا إِلاَّ لِيَعْبُدُوْااللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ حُنَفَآءَ وَيُقِيْمُوْا الصَّلَوةَ وَيُؤْتُوْا االزَّكَوةَ وَذَلِكَ دِيْنُالْقَيِّمَةِ
Dan tidaklah mereka disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam menjalankan agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5)
Ma’asyiral muslimin Rahimakumullah
salat adalah wasiat terakhir Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya, sebagaimana telah diriwayatkan dari Ummu Salamah bahwasanya ia berkata,
Wasiat terakhir Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah ‘Kerjakanlah salat, Kerjakanlah salat, dan tunaikanlah kewajiban kalian terhadap budak-budak yang kalian miliki.” (HR. Ahmad, no. 25944)
Inilah gambaran agungnya kedudukan ibadah salat dalam agama Islam yang kita anut. Alquran dan Sunah yang sahih memberikan ancaman keras bagi orang yang meninggalkan salat. Dalam surat Al-Mudatstsir ayat 42-43 Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
مَاسَلَكَكُمْ فِي سَقَر. قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ
Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (Neraka)?” Mereka menjawab, “Kami dahulu (di dunia) tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan salat.”
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah
Yang ketiga, dalam mengerjakan sesuatu amalan atau shalat, hendaklah kita mengingat akan kematian. Karena dengan mengingat kematian, kita akan senantiasa takut kepada Allah untuk meninggalkan shalat.
Selanjutnya yang keempat, untuk memotivasi untuk mendirikan shalat adalah pergaulan. Pergaulan juga sangat berperan penting dalam meningkatkan rohaniah islami.
Teman teman sahabat sejati fillah
Marilah kita menjadi  hamba-hamba Allah yang selalu menjaga salat, karena kita tidak tahu berapa umur kita yang tersisa. Berapa pun panjangnya usia kita, namun kita meyakini bahwa kita pasti akan meninggalkan dunia yang fana ini. Dan setiap orang yang mengadakan perjalanan pasti membutuhkan bekal. Sementara perjalanan yang satu ini adalah perjalanan yang sangat panjang dan tidak akan kembali lagi. Barangsiapa yang dalam perjalanan tersebut tidak memiliki bekal, maka ia berarti telah menderita kerugian yang tak akan tergantikan dan tidak ada bandingannya. Bagaimana seseorang selalu lalai, sementara usianya berlalu bagaikan awan yang berarak di angkasa.
Maasyiral muslimin rahimakumullah
Mudah-mudahan Allah memberikan kita petunjuk untuk melaksanakan salat yang lima waktu dan melaksanakan kebaikan sesuai dengan syariat. Mudah-mudahan Allah menjadikan hari-hari kita penuh dengan amal saleh yang akan membawa kita kepada kebahagiaan dan ketenangan di dunia dan di akhirat. Mudah-mudahan Allah senantiasa memberikan hidayah pada segala urusan kita dan memberikan petunjuk kepada kita semua dalam menapaki jalan-Nya yang lurus, jalan orang-orang yang Allah berikan nikmat kepada mereka, jalan para nabi, orang-orang yang jujur, dan para syuhada, serta orang-orang yang saleh, bukan, jalan orang-orang tersesat. Amin amin ya rabbal Alamin.
Demikianlah pidato yang dapat saya sampaikan  semoga bermanfaat bagi kita semua  lebih dan kurang saya mohon maaf
Hakaza…
Assalmuaalaikum wr.wb

No comments:

Post a Comment