FIRST SIGHT
by : Dyna Aulia Ramlan
by : Dyna Aulia Ramlan
Hari ini adalah
hari pertama masuk sekolah SMA. Tepatnya hari mos sekolah atau lebih sering
disebut hari pembantaian. Berat rasannya
kaki ku untuk melangkah kesekolah baruku. Dengan berat hati, aku paksakan
kakiku untuk melangkahkan satu demi satu langkahan menuju sekolah.
Tiba di depan
sekolah hati ku telah berdebar debar tidak karuan melihat kakak osis yang telah
siap siaga memulai permainannya. Tidak terasa
Sang raja matahari telah berada diatas kepala para peserta mos yang
sedang mengutuk semua kakak osis yang telah berhasil membuat kami tersiksa.
Rencana mereka untuk menyiksa kami berhasil kali ini. Kami di jemur sambil
dipaksa untuk mendengar segala ocehan
mereka, yang tiada habis habisnya. Dan tak salah lagi kalau Mos adalah suatu ajang
untuk para senior untuk melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan
istilah MENINDAS para junior. Ku lihat sekitar, semua teman teman ku sudah termangu, dan menunggu waktu giliran mereka untuk di
tindas.
“ Hey kamu!! “ kata lelaki berjas itu membagunkan
ku dari lamunan. Aku termangu melihat sesosok pria tampan telah berada dihadapan ku. Waduh, rasanya
seperti sudah terbang dilangit ketujuh. aku langsung berusaha membangunkan alam
bawah sadar ku dan mecoba menjawab pertannyaan kakak ganteng ini. “ Saya kak? “ jawab ku, sambil menunjuk diriku
sendiri.
“Iyaa! Kamu! Kamu tuli ya ?!
bentak lelaki itu, yang tak lain tak bukan adalah anggota osis.
“Ada apa kak?” jawab ku sok
polosnya, padahal kan aku tau, ini giliranku untuk ditindas.
“nama kamu siapa?! “ tanyanya
“Gi..gi..gi..na kak “ jawab ku
setengah sadar dan mencoba untuk melihat mukanya yang luar biasa ajib banget.
“okey, gina, sekarang giliran lo,
tolong beliin gue minuman di kantin seberang sono ! cepetan 2 menit! Ntar, lo
anterin entu minuman di ruangan pojok sana, ngerti?!” katanya sambil menunjukkan suatu ruangan di
pojok tangga.
“bro!! gue pinjam dia ya. Bentar
!! “ pekiknya kepada salah satu temannya , kelihatannya temannya yang
diseberang sana mengangguk setuju. “nah, sekarang lo boleh pergi “
“ahhh, iy..iy. iyakak“ jawab ku dan
segera berlari menjauhi keramaian
Aku berusaha
keras berlari menuju suatu tempat . Tiba tiba, Langkah ku terhenti. Tunggu dulu. Kakak tadi
nyuruh aku ngapain? Kok aku lari lari ga karuan gini?! Hadooh! *sambil menepuk
dahi ku sendiri* aku lupa apa yang disuruh kakak ganteng tadi. Terus, aku harus
ngapain? Balik lagi nanya apa yang disuruh? Atau, kabur sekarang juga. Atau,
pura pura mati disini. Atau pura pura hilang ingatan. Haa! apa yang harus aku
lakukan sekarang??? . sumpah aku beneran ga tau apa yang disuruhnya tadi. Gini
ni, penyakit ku. Kalau udah liat cowok ganteng, semua panca indera pun salah
fungsi. Dengan sebotol keberanian aku kembali lagi ke tempat tadi, dan mencari
kakak ganteng tadi. Tiba tiba ada sesosok orang memegang pundakku, dengan cepat
aku langusng melirik kebelakang. Ternyata dia adalah kakak osis yang lain.
Kakak ini juga lumayan ganteng ya .
“hey! Kamu yang disuruh si Tama
beliin air kan? Ngapa masih bengong disini ? ” katanya dengan lembut
“oh, iyaa!! Itu diaa! Makasi kak”
aku langsung teringat. Dan langsung bergegas ke kantin. Segera aku ambil air
dan membayar nya. Dan lari lagi pontang panting ke ruangan pojok tangga yang ia
sebutin tadi. Ketika aku membuka pintu, terlihat sesosok lelaki yang sedang
duduk sendiri di sebuah bangku. Aku masih tetap terdiam, termangu melihatnya
menatapku dengan tajam.
“lo telat 8 menit. Hukuman lo
sekarang adalah, pijitin gue. Sampai gue puas. Ngerti? “ katanya dingin.
“tttt..ttapppi kak, “ aku ingin
memberi opini dia langsung menyambar nya
“ ga ada tapi tapi an! Cepat,
adik manis! “ jawab nya dengan sebuah senyum simpul yang mengerikan.
Aku langsung
berjalan ke arahnya dan memberikan minuman yang ia suruh tadi dengan nafas yang
masih ngos- ngosan.”untung aja lo ganteng, kalau enggak, ga akan nyampe ni
minuman ke lo!” kataku dalam hati. Aku langsung memijit kakinya.
Sudah 15 menit
aku memijit kakinya. Tapi sampai sekarangpun dia belum kelihatan puas. Ini
membutku sangat jengkel. Tangan ku juga udah pegel. Aku harus cari ide untuk
keluar dari ruangan ini, tapi bagaimna caranya? Haruskah aku pura pura pingsan.
Atau lari? . Ini ga mungkin banget.” Ayo gina cari ide, cari ide yang
cemerlang”
“hey? Kok berhenti sih? Gue belum
puas ni. Lo udah capek ya?” terdengar suaranya. Tapi aku tidak membalas, aku
masih sibuk memikirkan cara untuk lari dari kakak ganteng ini. Tapi ngapain
harus lari? Kakak ganteng ini kan masih ganteng belum berubah bentuk. Okeh
baiklah aku putuskan untuk tetap tinggal disini dengan kakak ganteng.
“hey! Lo masih ga denger gue ?
gue udah sedekat ini tau?” katanya membangunkan ku dari lamunan. Yang tanpa ku
sadari ia telah berada di depan mata ku. mungkin 5 cm meter lagi.
“apa kak?” jawab kikuk
“lo haus ya? Ni minum” katanya
sambil meberikan aku minuman. “o. iyaaa, lo belum tau siapa gue kan? Baiklah,
perkenalkan gue Tama “ katanya sambil mengulurkan tanganya.
“gina” jawabku dengan menyabut
uluran tangannya.
Pembicaraan kami pun dimulai.
Kami cerita mulai dari asal usul sekolah sampai cerita tentang masalah pribadi
kak tama. Dia sangat mengasyik kan. Lagi asik asik nya aku berbicara berdua
dengan Tama,ternyata ga seburuk yang ku pikirkan. Dia juga baik ternyata. Hehe,
bolehlah. tiba tiba ada yang membuka
pintu, yang membuat pembicaraan kami terhenti. Dia adalah kakak osis yang
mengejutkan ku tadi.
“hey, kalian ngapain disini
berduaan ? “ tanyanya curiga
“iinn..inn..ini kak , aku
disuruh….”
“ dia lagi dihukum, mijitin gue,
emang lu ngapain kesini ? “ Tanya tama
“ gue Cuma mau ngajak gina, untuk
makan bareng sama gue di kantin” jawab lelaki itu
“oo, gabisa, dia masih ada utang
sama gue. Jadi lo belum bisa pinjam dia sekarang” jawab tama dingin
“lo ga kasian apa sama dia? Dia
udah lari pontang panting yang hanya untuk beli minuman lo, dan sekarang lo
nyuruh dia untuk mijitin lo. Lo mau apa sih? “ bentak lelaki itu, dan ia langsung menarik tangan ku keluar kelas dan
membawa ku ke kantin. “mm, lo ga apa apakan? “ tanyanya
“gapapa kak” jawabku singkat.
“dia memang begitu, jangan
masukin dalam hati ya “ katanya dengan lembut
Dikantin
“lo mau makan apa? “ tanyanya
“hmm, mi ayam aja kak” jawab ku
malu malu.
“mi ayam 2 mas ! “ pekiknya “oh
iya kita belum kenalan, nama gue tio, *sambil mengulurkan tangannya.
“gina..” jawabku. Udah 1 jam kak
tio mengajak ku bicara. Ga terasa waktunya untuk pulang.
“ginaa, aku anterin ya?” katanya
sambil mengedipkan matanya.
“ga usah kak, rumah ku deket
kok.” Jawab ku
“heh,ga usah banyak alasan. ayo
kita pulang” katanya sambil merangkulku
Hari kedua
Semenjak aku dekat sama kak tio.
Rasanya mos tidak kelihatan menyeramkan lagi. Kak Tio selalu menjaga ku. tapi,
mos hari ni aku tidak melihat kak Tama, aku mencoba mencarinya di seluruh
penjuru sekolah. Sampai aku tiba disuatu ruangan yang sangat menyeramkan , dan
melihat seorang lelaki sedang memainkan gitarnya, sesekali menyanyi. Suara dan
musiknya sangat membuatku terhanyut dalam lamunanku. Tanpa sadar aku
menjatuhkan kursi yang ada di depan ku, membuat dia terkejut dan membalikkan
badannya. Dan seketika lamunan ku buyar. Kulihat orang yang melihatku dengan
tajam. “yeahhh, ketemu!” teriakku dalam hati.” Kakak ganteng akan selalu
ganteng, walau dikondisi apapun” kata ku dalam
“hey, ngapain lo disini? “
tanyanya terkejut.
“itu kak, aku… aku lagi keliling
sekolahan ,terus dengar ada yang main
gitar, ga sengaja masuk ke ruangan ini.
Kalau aku menggangu, maaf ya kak” jawab ku kesal dan langsung pergi
“eep, tunggu” katanya
memberhentikan langkahku “kamu disini saja, aku lagi ga ada teman untuk nyanyi”
jawabnya
Aku segera masuk keruangan itu
lagi.
“sini, duduk samping gue” katanya
sambil menarikku duduk disampingnya
“Day by day I see you only and hope that you will be mine, can you hear
me? Iam falling in love with you at the first sight, can you feel that? I do
love you”
ARRGGGGHHHH!!!! *teriakku dalam hati* aku nge-fly
jantungku berdetak lebih kencang, sewaktu dia
menarik tanganku dan meletakkan ku disisinya, hatiku sudah melompat lompat. aku
berusaha keras untuk berkompromi kepada jantung supaya tidak berdetak terlalu
kencang. Tapi hasilnya nihil. Aku terdiam membisu, setelah dia menyanyi kan
sebuah lagu. “ahhhh!! So sweet “ teriakku dalam hati. Dia menyanyikan nya,
sesekali menatapku dengan tatapannya yang membuat ku meleleh. Tiba tiba
suaranya terhenti dan menapatku lekat lekat, mendekatkan tubuhnya di hadapanku
yang membuatku tak dapat bernafas. Dengan spontan aku langsung berdiri.
“kak, aku ke toilet dulu ya”
kataku langsung lari meninggalkannya,dengan segudang penyesalan.
Jantungku masih berdetak dengan
kencang . aku berlari dengan kencang
meninggalkan ruangan tadi, tiba tiba aku melanggar sesuatu didepan ku yang
sangat keras dan membuat pandangan ku hitam semua. Aku merasa ada seseorang
yang mengangkat ku.
***
Kepalaku terasa sakit, dan mataku
susah sekali untuk dibuka. Aku memakasakan nya . kulihat sekitar telah banyak orang
yang mengerumuniku. Kulihat Kak Tio khawatir aku. dan ia memegang tanganku erat
erat.
“kamu ga papa kan gin?” tanyanya
Aku mengabaikan pertanyaanya.
Seketika Aku melihat sebuah tatapan yang membuat jantungku berdetak lebih
kencang lagi. Aku tak dapat menahannya. Dan ku putuskan untuk kembali menutup
mataku.
Hari ketiga
Udah ga kerasa ini hari terakhir
mos. aku senang banget. Kepala ku sudah semakin membaik. Sesampainya di
sekolah, kak Tio segera menghampiri ku “ kamu ga papakan?” tanyanya
“hehe, gapapa kok kak” jawabku
“masa kamu ga liat ada tiang sih?
Lagi ngelamunin siapa, hayoo?” Tanyanya
“haha,ga kok kak, aku lari lari
ga karuan terus ga tau deh apa yang ku langgar. Tapi kemarin aku sudah agak
mendingan kok kak. Itukan karena kakak yang menjagaku. hehe” jawabku
“haha, kamu bisa aja. oo, yaudah,
lain kali hati hati yaaa. get well soon ginaku “ katanya sambil menyentuh
pipiku
Aku terdiam di tempat,dan memikirkan kata kata kak Tio barusan, “gina
ku?” apa maksudnya?
***
Baiklah, hari
ini adalah hari penutupan mos. kakak osis udah pada berceramah di depan . aku
juga sedang celingak-celingukan mencari kak Tama. Kulihat ke depan, terlihat
Kak Tio ingin menyampai suatu arahan. Kak Tio kelihatan rapi hari ini.
“ Perhatian
semuanya, pada pagi yang berbahagia sebelum kita akhiri Masa Orientasi Siswa,
gue mau mengungkapkan sesuatu. hem, hem. *dia memperbaiki suaranya*. Gue ingin mengucapkan sesuatu kepada salah satu
orang yang telah membuat jantungku berhenti berdetak, baiklah ga usah buang
waktu, Gina? Maukah kau menjadi milikku seutuhnya? ” katanya sambil menatapku
Okey, aku masih
enggak percaya ini beneran atau enggak. mungkin disekolah ini ada dua Gina.
“Jangan terlalu PD dulu gin. Ini pastinya bukan kamu gin” aku berlagak pura
pura ga tau. Kulihat temanku sekitar, mereka pada menatapku dengan bangga. Ini
sangat membuatku bingung.
“Gin! Kak Tio
datang tu!” kata temanku.
Oh
My God! Ini beneran aku! Terus aku mesti gimana? Jual mahal? Ga mungkin.
Terima? Juga ga mungkin. Aku kan suka sama Kakak ganteng. Pura pura pingsan?
Kelebaian. Seketika, Kak Tio sudah berada di hadapan ku dan langsung menarikku
untuk pergi kedepan bersamanya. Sesampainya di depan. Dia berlutut kearah ku
dan berkata “Gina? maukah lo menjadi milikku?” okeh. ini terlalu so sweet. Aku
berpikir, Kak Tio baik banget sama aku. Kalo harus memilih dengan caa
membandingkan, kak Tio sama Kak Tama sama sama ganteng. Tapi Kak Tama yang
lebih ganteng. Hey! Mengapa aku harus menilai seseorang dari tampangnya? Ini ga
mungkin!. Tidak sengaja air mata ku keluar. Haruskah aku memba
las kebaikannya? Ngapa harus kak
Tio? Ngapa enggak kak Tama? Oh iya, kak Tama. Dimana dia sekarang. Aku harus
ketemu dia sekarang.
Tanpa
sadar aku meninggalkan Kak Tio yang masih berlutut. Aku ga tahan dan segera
berlari di tengah keramaian orang banyak. Aku
berlari enggak karuan, terdengar suara kak Tio yang masih memanggilku.
Aku tidak peduli lagi. Langkah kaki ku terhenti ketika seseorang menutup mataku
dan mulutku dari belakang. Ia mengeret ku kedalam suatu tempat. Ia melepaskan
tangannya dari mataku. Kulihat samar samar. Ternyata kak Tama.
“Gin, lo ngapa nangis kayak gini?
Apa yang salah? Tanyanya lembut
Aku hanya melanjutkan tangisku
dan tidak mempedulikannya. Ia langsung memegang tanganku dan berusaha mengusap
air mataku. “aku sayang lo gin” terdengar katanya yang samar samar.
“apa?” jawabku. Dia terdiam dan
berusaha mempersiapkan kata kata yang ingin ia ungkapkan.
“ak..aku.. sayang lo”pekiknya
memperjelas
“aaaaaaa, so sweet!!!” teriakku
dan langsung memeluknya. Dia membalas pelukanku. Sambil mengatakan “ I love
you, Gina”
*TAMAT*
rada ngakak bacanyaa, kasian kak tionya dyn wkwkwk. bagaimana dengan kak tionya?wks
ReplyDelete