Tuesday, August 20, 2013

FIRST SIGHT (cerpen)


FIRST SIGHT
by : Dyna Aulia Ramlan
Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah SMA. Tepatnya hari mos sekolah atau lebih sering disebut  hari pembantaian. Berat rasannya kaki ku untuk melangkah kesekolah baruku. Dengan berat hati, aku paksakan kakiku untuk melangkahkan satu demi satu langkahan  menuju sekolah.
Tiba di depan sekolah hati ku telah berdebar debar tidak karuan melihat kakak osis yang telah siap siaga memulai permainannya. Tidak terasa  Sang raja matahari telah berada diatas kepala para peserta mos yang sedang mengutuk semua kakak osis yang telah berhasil membuat kami tersiksa. Rencana mereka untuk menyiksa kami berhasil kali ini. Kami di jemur sambil dipaksa untuk  mendengar segala ocehan mereka, yang tiada habis habisnya. Dan tak salah lagi kalau Mos adalah suatu ajang untuk para senior untuk melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan istilah MENINDAS para junior. Ku lihat sekitar, semua teman teman ku sudah termangu,  dan menunggu waktu giliran mereka untuk di tindas.
 “ Hey kamu!! “ kata lelaki berjas itu membagunkan ku dari lamunan. Aku termangu melihat sesosok pria tampan  telah berada dihadapan ku. Waduh, rasanya seperti sudah terbang dilangit ketujuh. aku langsung berusaha membangunkan alam bawah sadar ku dan mecoba menjawab pertannyaan kakak ganteng ini.  “ Saya kak? “ jawab ku, sambil menunjuk diriku sendiri.
“Iyaa! Kamu! Kamu tuli ya ?! bentak lelaki itu, yang tak lain tak bukan adalah anggota osis.
“Ada apa kak?” jawab ku sok polosnya, padahal kan aku tau, ini giliranku untuk ditindas.
“nama kamu siapa?! “ tanyanya
“Gi..gi..gi..na kak “ jawab ku setengah sadar dan mencoba untuk melihat mukanya yang luar biasa ajib banget.
“okey, gina, sekarang giliran lo, tolong beliin gue minuman di kantin seberang sono ! cepetan 2 menit! Ntar, lo anterin entu minuman di ruangan pojok sana, ngerti?!”  katanya sambil menunjukkan suatu ruangan di pojok tangga.
“bro!! gue pinjam dia ya. Bentar !! “ pekiknya kepada salah satu temannya , kelihatannya temannya yang diseberang sana mengangguk setuju. “nah, sekarang lo boleh pergi “
“ahhh, iy..iy. iyakak“ jawab ku dan segera berlari menjauhi keramaian
Aku berusaha keras berlari menuju suatu tempat . Tiba tiba,  Langkah ku terhenti. Tunggu dulu. Kakak tadi nyuruh aku ngapain? Kok aku lari lari ga karuan gini?! Hadooh! *sambil menepuk dahi ku sendiri* aku lupa apa yang disuruh kakak ganteng tadi. Terus, aku harus ngapain? Balik lagi nanya apa yang disuruh? Atau, kabur sekarang juga. Atau, pura pura mati disini. Atau pura pura hilang ingatan. Haa! apa yang harus aku lakukan sekarang??? . sumpah aku beneran ga tau apa yang disuruhnya tadi. Gini ni, penyakit ku. Kalau udah liat cowok ganteng, semua panca indera pun salah fungsi. Dengan sebotol keberanian aku kembali lagi ke tempat tadi, dan mencari kakak ganteng tadi. Tiba tiba ada sesosok orang memegang pundakku, dengan cepat aku langusng melirik kebelakang. Ternyata dia adalah kakak osis yang lain. Kakak ini juga lumayan ganteng ya .
“hey! Kamu yang disuruh si Tama beliin air kan? Ngapa masih bengong disini ? ” katanya dengan lembut
“oh, iyaa!! Itu diaa! Makasi kak” aku langsung teringat. Dan langsung bergegas ke kantin. Segera aku ambil air dan membayar nya. Dan lari lagi pontang panting ke ruangan pojok tangga yang ia sebutin tadi. Ketika aku membuka pintu, terlihat sesosok lelaki yang sedang duduk sendiri di sebuah bangku. Aku masih tetap terdiam, termangu melihatnya menatapku dengan tajam.
“lo telat 8 menit. Hukuman lo sekarang adalah, pijitin gue. Sampai gue puas. Ngerti? “ katanya dingin.
“tttt..ttapppi kak, “ aku ingin memberi opini dia langsung menyambar nya
“ ga ada tapi tapi an! Cepat, adik manis! “ jawab nya dengan sebuah senyum simpul yang mengerikan.
Aku langsung berjalan ke arahnya dan memberikan minuman yang ia suruh tadi dengan nafas yang masih ngos- ngosan.”untung aja lo ganteng, kalau enggak, ga akan nyampe ni minuman ke lo!” kataku dalam hati. Aku langsung memijit kakinya.
Sudah 15 menit aku memijit kakinya. Tapi sampai sekarangpun dia belum kelihatan puas. Ini membutku sangat jengkel. Tangan ku juga udah pegel. Aku harus cari ide untuk keluar dari ruangan ini, tapi bagaimna caranya? Haruskah aku pura pura pingsan. Atau lari? . Ini ga mungkin banget.” Ayo gina cari ide, cari ide yang cemerlang”  
“hey? Kok berhenti sih? Gue belum puas ni. Lo udah capek ya?” terdengar suaranya. Tapi aku tidak membalas, aku masih sibuk memikirkan cara untuk lari dari kakak ganteng ini. Tapi ngapain harus lari? Kakak ganteng ini kan masih ganteng belum berubah bentuk. Okeh baiklah aku putuskan untuk tetap tinggal disini dengan kakak ganteng.
“hey! Lo masih ga denger gue ? gue udah sedekat ini tau?” katanya membangunkan ku dari lamunan. Yang tanpa ku sadari ia telah berada di depan mata ku. mungkin 5 cm meter lagi.
“apa kak?” jawab kikuk
“lo haus ya? Ni minum” katanya sambil meberikan aku minuman. “o. iyaaa, lo belum tau siapa gue kan? Baiklah, perkenalkan gue Tama “ katanya sambil mengulurkan  tanganya.
“gina” jawabku dengan menyabut uluran tangannya. 
Pembicaraan kami pun dimulai. Kami cerita mulai dari asal usul sekolah sampai cerita tentang masalah pribadi kak tama. Dia sangat mengasyik kan. Lagi asik asik nya aku berbicara berdua dengan Tama,ternyata ga seburuk yang ku pikirkan. Dia juga baik ternyata. Hehe, bolehlah.  tiba tiba ada yang membuka pintu, yang membuat pembicaraan kami terhenti. Dia adalah kakak osis yang mengejutkan ku tadi.
“hey, kalian ngapain disini berduaan ? “ tanyanya curiga
“iinn..inn..ini kak , aku disuruh….”
“ dia lagi dihukum, mijitin gue, emang lu ngapain kesini ? “ Tanya tama
“ gue Cuma mau ngajak gina, untuk makan bareng sama gue di kantin” jawab lelaki itu
“oo, gabisa, dia masih ada utang sama gue. Jadi lo belum bisa pinjam dia sekarang”  jawab tama dingin
“lo ga kasian apa sama dia? Dia udah lari pontang panting yang hanya untuk beli minuman lo, dan sekarang lo nyuruh dia untuk mijitin lo. Lo mau apa sih? “ bentak lelaki itu, dan  ia langsung menarik tangan ku keluar kelas dan membawa ku ke kantin. “mm, lo ga apa apakan? “ tanyanya
“gapapa kak” jawabku singkat.
“dia memang begitu, jangan masukin dalam hati ya “ katanya dengan lembut
Dikantin
“lo mau makan apa? “ tanyanya
“hmm, mi ayam aja kak” jawab ku malu malu.
“mi ayam 2 mas ! “ pekiknya “oh iya kita belum kenalan, nama gue tio, *sambil mengulurkan tangannya.
“gina..” jawabku. Udah 1 jam kak tio mengajak ku bicara. Ga terasa waktunya untuk pulang.
“ginaa, aku anterin ya?” katanya sambil mengedipkan matanya.
“ga usah kak, rumah ku deket kok.” Jawab ku
“heh,ga usah banyak alasan. ayo kita pulang” katanya sambil merangkulku
Hari kedua
Semenjak aku dekat sama kak tio. Rasanya mos tidak kelihatan menyeramkan lagi. Kak Tio selalu menjaga ku. tapi, mos hari ni aku tidak melihat kak Tama, aku mencoba mencarinya di seluruh penjuru sekolah. Sampai aku tiba disuatu ruangan yang sangat menyeramkan , dan melihat seorang lelaki sedang memainkan gitarnya, sesekali menyanyi. Suara dan musiknya sangat membuatku terhanyut dalam lamunanku. Tanpa sadar aku menjatuhkan kursi yang ada di depan ku, membuat dia terkejut dan membalikkan badannya. Dan seketika lamunan ku buyar. Kulihat orang yang melihatku dengan tajam. “yeahhh, ketemu!” teriakku dalam hati.” Kakak ganteng akan selalu ganteng, walau dikondisi apapun” kata ku dalam
“hey, ngapain lo disini? “ tanyanya terkejut.
“itu kak, aku… aku lagi keliling sekolahan ,terus dengar ada yang  main gitar,  ga sengaja masuk ke ruangan ini. Kalau aku menggangu, maaf ya kak” jawab ku kesal dan langsung pergi
“eep, tunggu” katanya memberhentikan langkahku “kamu disini saja, aku lagi ga ada teman untuk nyanyi” jawabnya
Aku segera masuk keruangan itu lagi.
“sini, duduk samping gue” katanya sambil menarikku duduk disampingnya
“Day by day I see you only and hope that you will be mine, can you hear me? Iam falling in love with you at the first sight, can you feel that? I do love you”
ARRGGGGHHHH!!!! *teriakku dalam hati* aku nge-fly
 jantungku berdetak lebih kencang, sewaktu dia menarik tanganku dan meletakkan ku disisinya, hatiku sudah melompat lompat. aku berusaha keras untuk berkompromi kepada jantung supaya tidak berdetak terlalu kencang. Tapi hasilnya nihil. Aku terdiam membisu, setelah dia menyanyi kan sebuah lagu. “ahhhh!! So sweet “ teriakku dalam hati. Dia menyanyikan nya, sesekali menatapku dengan tatapannya yang membuat ku meleleh. Tiba tiba suaranya terhenti dan menapatku lekat lekat, mendekatkan tubuhnya di hadapanku yang membuatku tak dapat bernafas. Dengan spontan aku langsung berdiri.
“kak, aku ke toilet dulu ya” kataku langsung lari meninggalkannya,dengan segudang penyesalan.
Jantungku masih berdetak dengan kencang .  aku berlari dengan kencang meninggalkan ruangan tadi, tiba tiba aku melanggar sesuatu didepan ku yang sangat keras dan membuat pandangan ku hitam semua. Aku merasa ada seseorang yang mengangkat ku.
***
Kepalaku terasa sakit, dan mataku susah sekali untuk dibuka. Aku memakasakan nya . kulihat sekitar telah banyak orang yang mengerumuniku. Kulihat Kak Tio khawatir aku. dan ia memegang tanganku erat erat.
“kamu ga papa kan gin?” tanyanya
Aku mengabaikan pertanyaanya. Seketika Aku melihat sebuah tatapan yang membuat jantungku berdetak lebih kencang lagi. Aku tak dapat menahannya. Dan ku putuskan untuk kembali menutup mataku.
Hari ketiga
Udah ga kerasa ini hari terakhir mos. aku senang banget. Kepala ku sudah semakin membaik. Sesampainya di sekolah, kak Tio segera menghampiri ku “ kamu ga papakan?” tanyanya
“hehe, gapapa kok kak” jawabku
“masa kamu ga liat ada tiang sih? Lagi ngelamunin siapa, hayoo?” Tanyanya
“haha,ga kok kak, aku lari lari ga karuan terus ga tau deh apa yang ku langgar. Tapi kemarin aku sudah agak mendingan kok kak. Itukan karena kakak yang menjagaku. hehe” jawabku
“haha, kamu bisa aja. oo, yaudah, lain kali hati hati yaaa. get well soon ginaku “ katanya sambil menyentuh pipiku
Aku terdiam di tempat,dan  memikirkan kata kata kak Tio barusan, “gina ku?” apa maksudnya?
***
Baiklah, hari ini adalah hari penutupan mos. kakak osis udah pada berceramah di depan . aku juga sedang celingak-celingukan mencari kak Tama. Kulihat ke depan, terlihat Kak Tio ingin menyampai suatu arahan. Kak Tio kelihatan rapi hari ini.
“ Perhatian semuanya, pada pagi yang berbahagia sebelum kita akhiri Masa Orientasi Siswa, gue mau mengungkapkan sesuatu. hem, hem. *dia memperbaiki suaranya*. Gue  ingin mengucapkan sesuatu kepada salah satu orang yang telah membuat jantungku berhenti berdetak, baiklah ga usah buang waktu, Gina? Maukah kau menjadi milikku seutuhnya? ” katanya sambil menatapku
Okey, aku masih enggak percaya ini beneran atau enggak. mungkin disekolah ini ada dua Gina. “Jangan terlalu PD dulu gin. Ini pastinya bukan kamu gin” aku berlagak pura pura ga tau. Kulihat temanku sekitar, mereka pada menatapku dengan bangga. Ini sangat membuatku bingung.
“Gin! Kak Tio datang tu!” kata temanku.
                Oh My God! Ini beneran aku! Terus aku mesti gimana? Jual mahal? Ga mungkin. Terima? Juga ga mungkin. Aku kan suka sama Kakak ganteng. Pura pura pingsan? Kelebaian. Seketika, Kak Tio sudah berada di hadapan ku dan langsung menarikku untuk pergi kedepan bersamanya. Sesampainya di depan. Dia berlutut kearah ku dan berkata “Gina? maukah lo menjadi milikku?” okeh. ini terlalu so sweet. Aku berpikir, Kak Tio baik banget sama aku. Kalo harus memilih dengan caa membandingkan, kak Tio sama Kak Tama sama sama ganteng. Tapi Kak Tama yang lebih ganteng. Hey! Mengapa aku harus menilai seseorang dari tampangnya? Ini ga mungkin!. Tidak sengaja air mata ku keluar. Haruskah aku memba

las kebaikannya? Ngapa harus kak Tio? Ngapa enggak kak Tama? Oh iya, kak Tama. Dimana dia sekarang. Aku harus ketemu dia sekarang.
                Tanpa sadar aku meninggalkan Kak Tio yang masih berlutut. Aku ga tahan dan segera berlari di tengah keramaian orang banyak. Aku  berlari enggak karuan, terdengar suara kak Tio yang masih memanggilku. Aku tidak peduli lagi. Langkah kaki ku terhenti ketika seseorang menutup mataku dan mulutku dari belakang. Ia mengeret ku kedalam suatu tempat. Ia melepaskan tangannya dari mataku. Kulihat samar samar. Ternyata kak Tama.
“Gin, lo ngapa nangis kayak gini? Apa yang salah? Tanyanya lembut
Aku hanya melanjutkan tangisku dan tidak mempedulikannya. Ia langsung memegang tanganku dan berusaha mengusap air mataku. “aku sayang lo gin” terdengar katanya yang samar samar.
“apa?” jawabku. Dia terdiam dan berusaha mempersiapkan kata kata yang ingin ia ungkapkan.
“ak..aku.. sayang lo”pekiknya memperjelas
“aaaaaaa, so sweet!!!” teriakku dan langsung memeluknya. Dia membalas pelukanku. Sambil mengatakan “ I love you, Gina”

*TAMAT*

1 comment:

  1. rada ngakak bacanyaa, kasian kak tionya dyn wkwkwk. bagaimana dengan kak tionya?wks

    ReplyDelete